#Sharing 1 - Lulusan SMA/SMK bisa apa?

  "Sesungguhnya Aku telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tiin:4).

   Pernah gak sih, kalian yang lulusan SMA/SMK dianggap sebelah mata karena latar belakang pendidikan yang tidak tinggi? Aku yakin 100% kalian pasti pernah dianggap remeh oleh sebagian orang di luar sana.

   Kalau aku, dulu sering banget direndahkan oleh orang lain karena tidak pernah mengenyam bangku perkuliahan. Sampai-sampai aku merasa terintimidasi setiap kali ada rekan atau orang yang tak ku kenal memiliki gelar di belakang namanya.

   Beberapa tahun yang lalu, aku sering merasa terintimidasi oleh diri sendiri kalau lagi mendampingi bu boss psikologku meng-assessment client. Kebanyakan dari mereka (rekan kerja dan peserta assessment) memiliki gelar. Sehingga ketika tes sedang berlangsung, aku mengalami krisis kepercayaan diri yang luar biasa.

   Aku ingat sekali siang itu sedang berlangsung tes calon perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta yang ada di Kota Bontang. Rasa gugup, rasa tidak percaya diri sangat mengganggu performaku saat itu. Tiba-tiba salah satu bossku menyeretku keluar ruangan..

"Dek kamu tuh kenapa kok gak pede? Mba dari tadi memperhatikan kamu.." tanyanya kepadaku

Aku menunduk sambil menjawab pertanyaannya.. "Aku minder Mba, mereka semua lulusan D3/S1 Keperawatan"

"Loh kenapa minder? kamu memang hanya lulusan SMK, tapi kamu itu cerdas, pekerja keras, berkompeten, dll. Gak perlu merasa rendah seperti itu, kamu hebat loh lulus SMK langsung kerja. Banyak pengalaman hidup dan pengalaman kerjamu. Seharusnya kamu gak perlu merasa minder. Coba diingat lagi prestasi-prestasimu yang dulu banyak kamu capai, nah jadikan semua itu sebagai penguatmu bahwa kamu itu berbeda.."

   Aku tersenyum kepadanya dan berjanji untuk tidak merasa minder lagi saat melihat orang lain memiliki gelar, tetapi menjadikan itu sebagai salah satu pemicuku agar selalu memiliki semangat yang tinggi dalam belajar apapun. Pendidikan boleh tidak tinggi, tetapi kualitas diri harus tinggi.

   Ucapan dari orang lain yang sering terlontar kepada kita terkadang tidak bermaksud untuk membuat hati kita sakit. Mungkin saja, mood kita yang sedang tidak baik menjadikannya sebagai 'tamparan keras'. Aku yakin, beberapa dari mereka bermaksud untuk memberikan saran kepada kita tetapi kita langsung terbawa perasaan dan kembali menyalahkan situasi & kondisi mengapa tidak bisa merasakan atau melanjutkan dunia pendidikan. 

   Ucapan yang paling sering aku dengar dari orang lain adalah yang seperti ini..

"Loh kenapa gak kuliah? sayang loh.. kalau kerja nanti gak bisa dapet gaji yang gede kalau cuma lulusan SMA/SMK"

"Oh gak kuliah? padahal banyak beasiswa blablabla"

"Oh kerja aja? kenapa gak sekalian kuliah?"

"Banyak loh temanku yang dari keluarga gak mampu tapi tetap bisa kuliah. tergantung orangnya aja sih ya blabla"

"Gak papa aku gak terlalu pintar-pintar banget yang penting punya gelar, daripada kamu gak punya gelar"

"Aku cuma ngikutin kemauannya orang tuaku yang nyuruh aku kuliah. Ya sudah daripada aku nganggur doang jadinya kuliah aja. Lumayan, namaku nanti keren karena ada gelarnya.."

"Oh kamu cuma lulusan SMA/SMK doang?" (doang cuy doang)

"Aku mau punya istri yang di belakang namanya tuh ada gelarnya.." (ini yang paling jleb banget)

   Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat seperti di atas yang sering banget aku dengar secara langsung atau gak langsung. Terkadang dalam hati pengen membalas perkataannya orang-orang itu, tapi di sisi lain rasanya aku tak pantas untuk membalas perkataan mereka.

   Aku sering self-talking, kalian boleh mencobanya. Kurang lebih seperti ini.. "Bukan masalah kok kalau kamu cuma lulusan SMK, buktinya kamu sekarang bisa bekerja dengan baik, membeli apapun yang kamu pengenin, jalan-jalan kemanapun, memberi sebagian dari gaji tiap bulannya untuk orang tua dan lain-lain dengan uang sendiri. Kamu cerdas, kamu berbeda, kamu luar biasa, tenang aja.. Allah gak melihat gelar di belakang namamu kok. Allah Maha Melihat. Semangat yaaa!"

   Hasilnya..

   Saat ini aku benar-benar tidak merasakan yang namanya krisis kepercayaan diri lagi ketika mengetahui atau sedang bersama orang yang memiliki gelar. Setiap orang memiliki alasan tersendiri mengapa ia tidak melakukan seperti kebanyakan orang lainnya lakukan.

   Perlu diingat, setiap orang memiliki jalan kesuksesannya masing-masing. Katanya Ayah Edy (salah satu pakar parenting) setiap anak itu adalah bibit yang berbeda. Kalau pada dasarnya aku ini adalah bibit tanaman buah durian, apakah bisa aku ini dipaksa untuk ditanam dan dirawat seperti cabe begitu saja? 

   Tentunya tak bisa. 

   Dari segi penanaman, pemeliharaan dan panen pun keduanya sudah berbeda. Apalagi kita ini manusia yang lahir, dididik, dan hidup dari lingkungan yang berbeda-beda? Sangat tidak bisa untuk dipaksakan dan disamaratakan satu dengan lainnya.


   Tak apa soal gaji tak sebesar yang memiliki gelar. Allah swt Maha Pemurah, rezeki bukan hanya dari gaji tiap bulannya saja. Memiliki Boss yang baik dan royal pun termasuk rezeki. Tak apa, di belakang namaku belum ada gelarnya. Karena aku masih berusaha untuk menjadi pekerja yang baik di tempat bekerjaku saat ini. Tak apa, kantorku tidak sebesar perusahaan lainnya. Karena kantor mungilku seperti ini saja sudah banyak memberikan dampak yang besar terhadap diriku dan orang lain..

   Tak apa..
Sosok inspiratif walaupun sempat putus sekolah..
Siapa yang tak mengenal Bu Susi Pudjiastuti?

   Mengetahui latar belakang pendidikannya, aku sangat merasa terkagum-kagum dengan beliau. Kegigihannya yang dapat membungkam semua orang yang pernah memandang sebelah mata kepadanya. Saat ini Bu Susi menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga Pengusaha Pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Sumber: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Pudjiastuti

   Bagaimana? Apakah masih ragu dengan kemampuan diri kalian? Bu Susi saja bisa, kita pasti bisa sukses dengan jalan yang kita pilih masing-masing!

   Inti dari tulisan ini ialah, siapapun kalian (termasuk aku) yang menyempatkan membaca tulisanku ini.. belajarlah untuk menghargai setiap keputusan orang lain. belajarlah untuk tidak merendahkan orang yang tidak memiliki gelar atau tidak merasakan dan melanjutkan pendidikannya, belajarlah untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain. Tak perlu berkecil hati saat mendapatkan tanggapan dari orang yang menganggap kita sebelah mata, tetapi bersedihlah jika kita tidak bisa menjadi sebaik-baiknya manusia di hadapan Tuhannya dan orang lain.

   Teruntuk kalian yang hanya bekerja saja tanpa pernah merasakan dunia pendidikan (SD/SMP/SMA/SMK/Kuliah) ataupun sempat merasakannya tetapi karena satu dan lain hal mengakibatkan kamu tidak bisa menyelesaikan studimu itu, tak apa. Tetap bersyukur dan bersemangatlah! Dunia tak akan berhenti berputar jika kamu tak memiliki gelar, tetapi dunia akan berhenti berputar jika kamu kehilangan semangat untuk terus belajar.


   Untuk kalian yang merasa tidak memiliki kelebihan yang dapat diunggulkan serta dibanggakan, jangan berkecil hati! Karena semua yang diciptakan oleh Tuhan pasti bermanfaat dan memiliki kelebihan masing-masing. Gali terus potensi diri, kembangkan, tunjukkan!

"You were born to be a winner, but to be a winner you must plan to win and prepare to win" - Zig Ziglar (Seorang motivator dan penulis buku best seller dunia).

"Kita semua diyakinkan bahwa Tuhan telah memilih kita—salah satu calon dari ratusan juta calon lainnya—untuk lahir ke dunia ini. Tentu saja tidak sembarangan Tuhan menentukan pilihan, bukan juga asal-asalan. Artinya, kita benar-benar sebagai yang terpilih untuk dilahirkan—berawal dari sperma yang paling tangguh dan lincah, bukan ratusan juta saudara kita yang gugur di dalam rahim. Ada suatu “rencana besar” kenapa kita telah ditakdirkan untuk lahir."


Salam hangat,
Zizi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4cm